TOKYO – Ketegangan militer antara Jepang dan China meningkat tajam setelah jet tempur Angkatan Udara China dilaporkan mengunci radar pengendali tembakan mereka ke arah pesawat Jepang di atas perairan internasional di dekat Kepulauan Okinawa. Insiden serius yang terjadi pada Sabtu (6/12/2025) ini dikecam keras oleh Tokyo dan disebut sebagai tindakan yang “berbahaya” dan “melampaui batas.”
Menteri Pertahanan Jepang, Shinjiro Koizumi, menyatakan protes melalui unggahan di platform X, menegaskan bahwa tindakan pengarahan radar tersebut “melampaui apa yang diperlukan untuk penerbangan pesawat yang aman.” Jepang telah mengajukan protes resmi kepada China atas insiden yang dinilai “menyesalkan” ini.
BACA JUGA : Tragedi Banjir Asia Tenggara: Korban Tewas Melonjak di Atas 1.700 Jiwa, Ancaman Kelaparan di Aceh
Ancaman Serius di Perairan Internasional
Penguncian radar pengendali tembakan (fire-control radar) merupakan salah satu tindakan paling mengancam yang dapat dilakukan pesawat militer. Sinyal radar ini secara efektif menandai potensi serangan, yang memaksa pesawat target untuk segera mengambil tindakan mengelak. Insiden ini, yang terjadi di dekat wilayah pulau-pulau yang diklaim oleh kedua negara, menjadi bentrokan paling serius antara militer kedua negara dalam beberapa tahun terakhir dan diperkirakan akan semakin meningkatkan ketegangan bilateral.
Jepang mengidentifikasi pesawat yang terlibat dalam dua insiden pada hari Sabtu tersebut adalah jet-jet J-15 China, yang diluncurkan dari kapal induk Liaoning. Kapal induk tersebut diketahui sedang bermanuver di selatan Kepulauan Okinawa bersama dengan tiga kapal perusak rudal China.
Latar Belakang Ketegangan dan Isu Taiwan
Hubungan antara Beijing dan Tokyo telah memburuk, terutama setelah Perdana Menteri Sanae Takaichi mengeluarkan peringatan bahwa Jepang dapat merespons setiap tindakan militer China terhadap Taiwan, terutama jika tindakan tersebut mengancam keamanan Jepang. Taiwan, yang diperintah secara demokratis, dianggap oleh Beijing sebagai wilayahnya yang harus disatukan.
Jepang sendiri menampung konsentrasi kekuatan militer Amerika Serikat terbesar di luar negeri, termasuk kapal perang, pesawat, dan ribuan Marinir AS yang bermarkas di Okinawa. Departemen Luar Negeri AS belum memberikan respons resmi mengenai insiden ini.
Riwayat Insiden Militer Kedua Negara
Bentrokan terbaru ini menambah daftar panjang pertemuan militer jarak dekat antara China dan Jepang:
- 2013: Jepang melaporkan sebuah kapal perang China mengunci radarnya pada salah satu kapal perusak Jepang di Laut China Timur.
- 2016: Beijing menuduh jet-jet Jepang mengarahkan radar kendali tembakan mereka pada pesawat-pesawat tempur China.
- Juni [Tahun Lalu]: Jet-jet tempur China dilaporkan terbang sangat dekat dengan pesawat patroli Jepang di dekat Okinawa.
Sementara itu, China telah mengerahkan sejumlah besar kapal angkatan laut dan penjaga pantai di perairan Asia Timur. Pada Kamis lalu, jumlahnya sempat mencapai lebih dari 100 kapal. Pemerintah Taiwan menggambarkan peningkatan kekuatan militer tersebut sebagai ancaman bagi kawasan Indo-Pasifik. Jepang menyatakan terus memantau aktivitas China dengan saksama. Panggilan kepada Kementerian Pertahanan China di luar jam kerja pada hari Minggu tidak dijawab.



