BANGKOK/PHNOM PENH – Video perkenalan kontestan Miss Charm Kamboja 2025 memicu gelombang kritik dan kemarahan dari warganet Thailand. Kontestan, Det Sreyneat, dituduh oleh netizen Negeri Gajah Putih telah menjiplak slogan pariwisata ikonik Thailand serta menampilkan busana yang memiliki kemiripan mencolok dengan pakaian tradisional mereka.
Video berjudul “Miss Charm Cambodia 2025 | Introduction Video,” yang diunggah di halaman Facebook Miss Charm, menampilkan Det Sreyneat yang mempromosikan destinasi dan budaya Kamboja. Dalam narasinya, Det menggambarkan Kamboja sebagai “a land of wonder, warmth, and timeless beauty.”
Namun, fokus kritik Thailand tertuju pada penggunaan frasa yang diterjemahkan menjadi “Land of Smiles” (Negeri Senyum), sebuah slogan yang telah lama dan sangat identik sebagai merek pariwisata Thailand di mata dunia.
BACA JUGA : Perbatasan Memanas: Thailand Serang Kamboja, Gencatan Senjata Gagal Total
Tuduhan Penjiplakan Identitas Wisata
Segera setelah video tersebut diunggah, kolom komentar dibanjiri kritik pedas dari warganet Thailand. Dilansir The Thaiger, Kamis (4/12/2025), komentar-komentar tersebut menuduh kampanye ini secara terang-terangan menjiplak identitas wisata Thailand.
- “Kalimat itu milik Thailand. Kamboja seharusnya menciptakan identitas mereka sendiri,” tulis salah satu komentar yang mendapatkan ribuan reaksi dukungan.
- Selain slogan, busana yang dikenakan Det Sreyneat dalam video juga dinilai menyerupai busana tradisional Thailand. Sejumlah pengguna media sosial berpendapat bahwa penyelenggara seolah-olah berupaya keras untuk meniru citra pariwisata Thailand.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi yang dikeluarkan oleh pihak penyelenggara Miss Charm Kamboja terkait banjir kritik yang menimpa video perkenalan tersebut.
⚔️ Riwayat Ketegangan Budaya di Media Sosial
Perdebatan budaya antara Thailand dan Kamboja, khususnya di ranah media sosial, bukanlah hal yang baru. Dalam beberapa tahun terakhir, warganet dari kedua negara kerap terlibat dalam perselisihan sengit mengenai kemiripan, klaim, dan apropriasi budaya pada berbagai aspek, mulai dari pakaian tradisional, kuliner, hingga pertunjukan seni.
Tuduhan saling “mengeklaim” dan “mengapropriasi” budaya cenderung memuncak setiap kali ada ajang internasional, seperti kontes kecantikan atau kampanye pariwisata besar. Dalam insiden terpisah, kontroversi pernah muncul ketika seorang kontestan Miss Teen Kamboja dituduh Thailand telah “memprovokasi konflik” melalui pidatonya di ajang nasional, yang juga sempat memicu reaksi negatif masif di media sosial.
Kontroversi Miss Charm ini kembali menegaskan sensitivitas identitas budaya yang tinggi di antara dua negara tetangga di Asia Tenggara tersebut.



