Duet Strategis Turkiye-Mesir: Luncurkan Robot Perang Darat Aqrab dan Drone Hamza-1
Internasional

Duet Strategis Turkiye-Mesir: Luncurkan Robot Perang Darat Aqrab dan Drone Hamza-1

KAIRO, MESIR – Aliansi pertahanan strategis antara Turkiye dan Mesir memasuki babak baru dengan peluncuran dua sistem nirawak (drone) canggih di Pameran Pertahanan Mesir (EDEX 2025). Kedua teknologi, yaitu kendaraan darat nirawak Aqrab dan drone udara Hamza-1, merupakan hasil kolaborasi antara raksasa pertahanan Turkiye, Havelsan, dan Organisasi Arab untuk Industrialisasi (AOI).

Platform pertahanan mutakhir ini rencananya akan diproduksi secara lokal di Mesir, menandai komitmen kedua negara dalam transfer teknologi dan peningkatan kapabilitas industri pertahanan Mesir. Presiden Mesir, Abdel Fattah Al-Sisi, dilaporkan mengunjungi booth dan menerima informasi langsung mengenai kendaraan tersebut selama kunjungannya ke pameran.

BACA JUGA : Kakek di Gresik Ditangkap Polisi: Diduga Perkosa Anak Tetangga Hingga Hamil

Detail Teknologi Nirawak Unggulan

1. Hamza-1 (Kendaraan Udara Nirawak)

Hamza-1 menarik perhatian sebagai salah satu inovasi unggulan pameran. Fitur utamanya adalah kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal (VTOL), memberikannya fleksibilitas operasional yang tinggi tanpa memerlukan landasan pacu panjang.

2. Aqrab (Kendaraan Darat Nirawak)

Aqrab adalah kendaraan darat nirawak (UGV) yang dikembangkan sebagai platform berkonfigurasi 6×6. Perangkat ini dirancang untuk mampu membawa berbagai sistem senjata yang dikendalikan dari jarak jauh (remote-controlled weapon system).

Wakil Presiden Pengembangan Bisnis Internasional dan Pemasaran Havelsan, Sevket Unal, menjelaskan bahwa Aqrab dirancang secara spesifik untuk menyesuaikan dengan kondisi geografis gurun di Mesir.

Strategi Produksi Lokal dan Pintu Gerbang ke Afrika

Unal menyatakan bahwa pengembangan Aqrab dan Hamza-1 selaras dengan upaya yang dilakukan di bidang sistem otonom. Setelah pameran, Havelsan berencana mengadakan demonstrasi lapangan kepada pengguna akhir untuk mengumpulkan umpan balik (feedback).

“Berdasarkan masukan tersebut, kendaraan akan dikembangkan lebih lanjut dan siap digunakan,” kata Unal.

Havelsan memandang kemitraan ini memiliki dimensi strategis yang lebih luas. Mesir dipertimbangkan sebagai “pintu gerbang ke Afrika”. Unal mengantisipasi bahwa produk-produk nirawak yang dikembangkan dan diproduksi di Mesir ini tidak hanya melayani kebutuhan domestik tetapi juga akan ditawarkan ke negara-negara lain di kawasan tersebut.

Selama pameran EDEX, Havelsan juga mengadakan pertemuan dengan berbagai delegasi, termasuk dari Mesir, negara-negara Afrika, dan kawasan Teluk, untuk mendiskusikan kapabilitas Havelsan di bidang sistem udara, darat, laut, dan simulasi. Kolaborasi ini memperkuat posisi Mesir sebagai pusat industri pertahanan di Afrika Utara dan meningkatkan pengaruh Turkiye di pasar pertahanan regional.