Perancis Siaga Penuh: Drone Misterius Terdeteksi Terbang di Pangkalan Kapal Selam Nuklir
Internasional

Perancis Siaga Penuh: Drone Misterius Terdeteksi Terbang di Pangkalan Kapal Selam Nuklir

Kekhawatiran keamanan nasional Perancis meningkat setelah terdeteksinya lima unit drone misterius terbang di atas Pangkalan Kapal Selam Rudal Balistik Nuklir di Ile Longue, lepas pantai Brittany, pada Kamis (4/12/2025). Insiden ini memicu respons cepat dari otoritas militer Perancis yang meluncurkan operasi kontra-drone dan pencarian intensif.

Pangkalan Ile Longue merupakan fasilitas yang sangat sensitif karena menjadi tempat bersandar bagi empat kapal selam rudal balistik nuklir milik Perancis. Laporan dari AFP dan Le Monde menyebutkan bahwa Batalyon Senapan Marinir yang bertugas melindungi pangkalan tersebut dilaporkan melepaskan tembakan. Namun, hingga saat ini, belum diketahui apakah ada drone yang berhasil dijatuhkan oleh tembakan tersebut.

BACA JUGA : Parlemen Eropa Dorong Larangan Akses Medsos dan AI bagi Anak di Bawah 16 Tahun

Jaminan Keamanan dan Motivasi Pelanggaran

Meskipun terjadi pelanggaran wilayah udara, Juru Bicara Atlantic Maritime Prefecture, Guillaume Le Rasle, memberikan jaminan bahwa infrastruktur sensitif pangkalan tersebut tidak terancam. Kepada AFP, Le Rasle mengindikasikan bahwa motivasi di balik pelanggaran drone tersebut kemungkinan adalah untuk menimbulkan kecemasan publik.

“Pelanggaran drone tersebut dimaksudkan untuk membuat publik khawatir,” ujarnya, seperti dilansir oleh Kyiv Post.

Le Rasle menambahkan bahwa saat ini masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan mengenai asal-usul drone yang beroperasi di atas Ile Longue pada malam hari tersebut.

Penyelidikan Militer dan Konteks Eropa

Atlantic Maritime Prefecture mengumumkan pada Jumat (5/12/2025) bahwa kantor kejaksaan militer di Rennes akan membuka penyelidikan resmi atas insiden serius ini. Penyelidikan ini bertujuan untuk mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab atas pengoperasian drone di zona terlarang tersebut.

Insiden di Perancis ini merupakan bagian dari serangkaian pelanggaran wilayah udara oleh drone yang lebih luas dan telah terjadi di berbagai penjuru Eropa sejak 10 September. Salah satu kasus yang menonjol terjadi ketika sebanyak 19 drone melintasi wilayah udara Polandia dari Belarus.

Meskipun Kremlin secara umum membantah bertanggung jawab atas pelanggaran semacam itu, insiden-insiden tersebut telah memicu kecaman keras dari para pemimpin Eropa dan meningkatkan kekhawatiran tentang penggunaan teknologi drone sebagai alat provokasi dan pengintaian oleh aktor negara atau non-negara.

Kejadian di Ile Longue menekankan kerentanan fasilitas militer strategis terhadap teknologi drone yang semakin mudah diakses, memaksa Perancis dan negara-negara Eropa lainnya untuk secara permanen meningkatkan kesiagaan tempur dan kemampuan kontra-drone mereka.