Pasukan Ukraina dilaporkan berhasil mencapai sebuah capaian signifikan dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia, yaitu menyerang sebuah kapal selam Rusia di Laut Hitam. Serangan tersebut, yang diklaim sebagai yang pertama kali sejak perang pecah, dilakukan menggunakan teknologi nirawak bawah laut (underwater drone) saat kapal selam tersebut bersandar di pelabuhan Novorossiysk.
Laporan ini muncul di tengah peningkatan intensitas serangan laut yang dilancarkan Kyiv terhadap aset-aset maritim yang terkait dengan Rusia di kawasan Laut Hitam. Peningkatan serangan ini terjadi seiring dengan eskalasi serangan rutin yang dilancarkan Rusia ke pelabuhan Odesa di Ukraina.
BACA JUGA : Serangan Presisi Israel: Kepala Produksi Senjata Brigade Al Qassam, Raed Saad, Dilaporkan Tewas
Klaim Operasi Khusus oleh SBU
Dalam pernyataan resmi melalui kanal Telegram pada Senin (15/12/2025), Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengklaim bertanggung jawab penuh atas serangan di pelabuhan Novorossiysk. SBU menyebut operasi ini sebagai “operasi khusus unik lainnya.”
SBU menegaskan bahwa serangan ini menciptakan sejarah baru dalam peperangan laut.
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah, drone bawah laut Sub Sea Baby berhasil meledakkan sebuah kapal selam Rusia,” tulis pernyataan SBU.
Kerusakan Kritis pada Kapal Selam Pembawa Rudal Kalibr
Menurut klaim SBU, kapal selam yang menjadi target serangan tersebut adalah jenis kapal selam pembawa rudal jelajah Kalibr. Rudal Kalibr dikenal sebagai senjata utama yang sering digunakan oleh Rusia untuk menghantam dan menargetkan berbagai wilayah di Ukraina.
Akibat ledakan dari drone bawah laut tersebut, SBU mengklaim bahwa kapal selam tersebut mengalami “kerusakan kritis dan secara efektif tidak lagi dapat dioperasikan.”
Hingga saat artikel ini ditulis, pihak Rusia belum mengeluarkan komentar resmi atau verifikasi publik terkait klaim serangan terhadap kapal selam mereka di Novorossiysk tersebut.
Peningkatan Ketegangan dan Risiko Eskalasi di Laut Hitam
Keberhasilan serangan Ukraina ini terjadi di tengah peningkatan ketegangan yang mengkhawatirkan di Laut Hitam. Wilayah perairan strategis ini telah menjadi fokus utama konflik dalam beberapa hari terakhir.
Insiden signifikan yang dilaporkan baru-baru ini mencakup serangan yang mengenai dua kapal kargo milik Turkiye. Kyiv mengklaim bahwa insiden tersebut merupakan bagian dari upaya mereka dalam menargetkan aset-aset Rusia.
Pemerintah Turkiye telah menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi ini. Mereka menyerukan penghentian segera terhadap serangan yang menargetkan pelabuhan dan fasilitas energi, sekaligus memperingatkan potensi “eskalasi” yang jauh lebih besar di kawasan tersebut.
Sejak invasi Rusia pada Februari 2022, Kyiv memang secara konsisten menggunakan drone dan rudal untuk menyerang kapal-kapal Rusia di Laut Hitam. Upaya ini merupakan strategi vital Ukraina untuk menekan dan membatasi dominasi militer Moskwa di perairan yang sangat penting bagi jalur pelayaran global tersebut.



